Kamis, 28 November 2024 | 16:48:52

UPACARA HARI PEMUDA 87 DI BATANG HARI LANCAR
Diposting Oleh DISKOMINFO Kab. Batang Hari | Berita Umum | Rabu, 28 Oktober 2015 - 15:23:43 WIB



Muara Bulian, Humas.

            Hari Sumpah Pemuda (Pemuda) ke-87 Tingkat Kabupaten Batang Hari berlansung lancar di Lapangan Garuda Muara Bulian Rabu, (28/10) dihadiri Unsur Forum Kominda Batang Hari, para Kepala SKPD, Kabag dlingkungan Stda, para Camat, Lurah dan Kades, Ketua KNPI Kabupayten Batang Hari Faisal Reza, ST, Unsur Pemuda,Mahasiswa dan Pelajar, serta undangan lainnya, bertindak selaku Inspektur Upacara Pelaksana Tugas Sekda Batang Hari, Mhd. Fadhil Arief, SE.

            Menteri Pemuda dan Olah Raga Imam Nachrowi dalam sambutan tertulisnya dibacakan Irup Fadhil Arief, SE memberi penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada para tokoh pemuda pada tahun 1928 yang mendeklarasikan Sumpah Pemuda sehingga menjadi pelopor pemuda nusantara untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia sekaligus menjaga persatuan dan kesatuan negeri ini.

            Peringatan Sumpah Pemuda yang ke-87 bertema “Revolusi Mental Untuk
Kebangkitan Pemuda Menuju Aksi “Satu Untuk Bumi””. Tema ini didasari atas
keprihatinan yang mendalam terhadap dua hal yakni  : hari ini kita disuguhi fenomena baru tentang berubahnya pola realisasikemasyarakatan kita akibat arus modernisasi dan kemajuan teknologi informasi.

            Pesatnya perkembangan teknologi informasi ibarat pisau bermata dua. Satu sisi memberikan jaminan kecepatan informasi sehingga memungkinkan para  pemuda kita untuk peningkatan kapasitas pengetahuan dan skill, disisi lain membawa dampak negatif.

            Informasi bersifat destruktif mulai dari pornografi, narkoba, pergaulan bebas, hingga radikalisme dan terorisme masuk dengan mudahnya tanpa dapat dibendung, sehingga melahirkan generasi baru yang memiliki pola pikir serba cepat,serba instan, lintas batas, cenderung individualistik dan pragmatik.

            Seperti akhir-akhir ini kita disuguhkan kasus-kasus kekerasan dan pembunuhan yang melibatkan anak-anak muda.  Setelah ditelusuri, kasus-kasus tersebut bermula dari interaksi di media sosial yang berlangsung  real time 24 jam.  Media sosial telah menjelma menjadi tempat favorit berkumpulnya anak-anak muda lintas Negara, lintas budaya, lintas agama sehingga Tidak mudah bagi orangtua, guru, lembaga pendidikan termasuk Negara untuk dapat mengontrolnya.

            Kemudian gerakan Revolusi Mental yang digagas Presiden Joko Widodo menemukan relevansinya. Hanya dengan pembangunan karakter kita bisa kuat, tangguh dan kokoh menghadapi dampak negatif dari modernisasi dan globalisasi.

            Melalui gerakan Revolusi Mental, kita berharap pemuda memiliki kemandirian untuk mengambil keputusan terbaik secara jernih sesuai dengan akal sehat mereka, tanpa harus tergantung dari kehadiran orang tua maupun Negara di sampingnya. Sudah bukan eranya lagi pemuda diawasi, dikekang, apalagi diintimidasi, namun kita wajib memberikan pendampingan, fasilitasi, dan motivasi kepada mereka untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.

            Keprihatinan kedua, adalah terkait fenomena pengelolaan Sumber Daya Alam kita yang belum sesuai dengan konsep pembangunan   berkelanjutan (suistanability development).  Sebagai Negara tropis, Indonesia menjadi tumpuan dunia untuk menjaga keseimbangan iklim melalui pasokan oksigennya. Namun, kondisinya justru kita menjadi Negara yang menyumbang polusi terbesar di kawasan Asia Tenggara melaui kabut asap.

            Kita sendiri sudah merasakan dampaknya cukup lama. Dampak kesehatan
adalah yang paling nyata. Selanjutnya, dampak perekonomian akibat system transportasi yang tidak bisa berjalan dengan baik. Kita semua patut mengapresiasi dan meneladani langkah-langkah yang telah diambil oleh Presiden Republik Indonesia dalam menanggulangi musibah kabut asap. Beliau memimpin langsung penanggulangan bencana kabut asap sampai turun sendiri ke titik api di sejumlah wilayah. Sungguh tindakan seorang pemimpin yang patut kita banggakan dan kita teladani.

Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini Menpora  menggugah semangat kepeloporan pemuda untuk mengambil bagian dalam penanggulangan musibah kabut asap khususnya dan juga gerakan menjaga keseimbangan iklim melalui pengelolaan Sumber Daya Alam yang
bertanggungjawab dan berkelanjutan. Salah satu ikrar penting dalam Sumpah
Pemuda 1928 adalah “Satu Tanah Air, Tanah Air Indonesia”.

 

Poin ini memberikan tekanan yang sangat kuat kepada para pemuda akan pentingnya menjaga tanah dan air sebagai bagian penting dari komponen bumi yang kita pijak demi keberlangsungan masa depan generasi penerus kita.

Sebagai umat beragama Menpora yakin semua agama mengajarkan hal yang sama tentang betapa pentingnya menjaga dan melestarikan bumi dengan menjaga keseimbangan ekosistem di dalamnya.  Hukum alam itu nyata, karena ia adalah Sunatullah (kehendak Tuhan). Bumi tidak akan pernah merusak dan menghancurkan dirinya sendiri.  Manusialah pelakunya. Bencana alam yang terjadi sebagian besar terjadi karena ulah manusia. Dalam agama Islam disebutkan dalam Al Quran Surat Ar Ruum Ayat 41, :”Telah Nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia supaya Alloh merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. Oleh karena itulah pada kesempatan ini dengan tema Sumpah Pemuda Satu Bumi saya mengajak Pemuda Indonesia menjadi khalifah fil ard (pemimpin bumi) yang baik, adil dan bertanggungjawab. Hanya dengan menjaga dan merawatnya kita bisa menjaga keberlangsungan bumi hingga masa yang akan datang seiring dengan pembangunan peradaban kita.

Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 membuat kita bangga, bahwa pemuda Indonesia telah mengawali sebuah perubahan besar untuk negeri kita ini. Tekad dan keberanian pemuda telah menginspirasi dan menguatkan persatuan dan kesatuan bangsa jauh sebelum kemerdekaan RI dideklarasikan. Sungguh, sebuah momentum sejarah yang patut untuk terus dikenang, direfleksikan, dipelajari, diteladani dan disemaikan spiritnya demi kebangkitan para pemuda Indonesia.

28 Oktober 1928, tahun yang cukup jauh sebelum Indonesia mencapai kemerdekaannya, Pemuda kita sudah memiliki kesadaran yang sangat tinggi bahwa tanpa persatuan dan kesatuan seluruh elemen bangsa, Indonesia sebagai sebuah bangsa dan Negara tidak akan pernah bisa terwujud. Kobaran semangat kesatuan, persatuan dan cinta tanah airlah, yang membuat hati para pemuda pada saat itu dari seluruh penjuru negeri, berkumpul dan berikrar suci demi cita-cita luhur tegaknya Indonesia. Mereka, para pemuda itu tidak mempedulikan apa latar belakang agama, suku, ras, golongan mereka. Mereka hanya peduli dengan satu identitas saja, yaitu Indonesia.

Negara kita yang tercinta ini sedang mendapatkan bonus yang tidak semua Negara dapatkan, yaakni bonus demografi dengan penduduk isia produktif sangat besar sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum banyak.  Hal ini akan memberikan keuntungan bagi kita, terutama untuk mempersiapkan strategi mengahadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sehingga pemuda Indonesia berpeluang besar menguasai pasar ASEAN.

Peluang tersebut tercermin dalam catatan Badan Pusat Statistik 2013
menyebutkan bahwa usia produktif atau angkatan kerja sebanyak 118,19 juta orang. Angka tersebut tentu unggul dibanding Negara ASEAN lainya. Setidaknya Indonesia memiliki perbandingan 28:100 yang berarti bahwa Indonesia memiliki 38 persen usia produktif dari jumlah penduduk ASEAN.

Akhirnya, Menpora mengucapkan SELAMAT HARI SUMPAH PEMUDA KE-87, Melaui Revolusi Mental Pemuda kita harapkan lahir generasi muda Indonesia yang tangguh, berkarakter, mandiri dan rela berjuang untuk kepentingan bangsa dan negaranya. Rela berkorban menanggalkan ego sukunya, ego agamanya, ego kedaerahannya, ego kelompok dan ego pribadi demi kepentingan yang lebih besar, yaitu INDONESIA, seperti yang pernah  dilakukan oleh pemuda pendahulu kita. Inilah tanah air kita, bumi kita inilah masa depan kita

.Acara ditandai dengan  penyerahan Kartu Indonesia Sehat dari Kepala BPJS Cabang Jambi kepada Pemkab Batang Hari diterima oleh Mhd. Fadhil Arief  selajutnya Peltu Sekda menyerahkan kepada yang berhak menerimanya, dan diakhiri dengan para bersama, Inspektur Upacara dan Unsur Forkompinda, serta para utusan Jong/Pemuda. (dio)